Tempat/tanggal
lahir : Selatpanjang/04 September 1994
Alamat : Perum. Putra kaya No.76
jl.utama simpang tiga
KATA PENGANTAR
Puji Syukur
atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul’’ Fisiologi Tumbuhan
Dasar’’.
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas
Fisiologi Tumbuhan Dasar, Atas terselesaikannya laporan ini, saya ucapkan
terima kasih kepada Ir.Zulkifli.MS selaku dosen matakuliah Fisiologi Tumbuhan
Dasar dan Kepada Nurwansyah dan Maruli Tua selaku asisten dosen (asdos) juga
Orang tua yang memberi dukungan moril maupun materil Dan kepada semua pihak
yang membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin
melaksanakan penulisan Laporan ini dengan baik, Jika menurut Bapak/Ibu dan
saudara masih ditemukan kekurangan dan kelemahannya, segala kritikan dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini. Dan atas bantuan semua
pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Pekanbaru, Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................
i
DAFTAR
ISI..........................................................................................
ii
DAFTAR
TABEL..................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
iv
I.
pENDAHULUAN..............................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan
Praktikum
................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
4
III. bahan dan
metode................................................................
11
A. Tempat dan
Waktu................................................................................ 11
B. Bahan dan
Alat
..................................................................................... 11
C. Metodelogi
Praktikum
........................................................................ 11
D. Pelaksanaan
Praktikum.......................................................................... 13
E. Parameter
pengamatan ........................................................................
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
15
A. Judul
Praktikum
I...........................................................................
15
B. Judul
Praktikum II..........................................................................
16
C. Judul
Praktikum
III.........................................................................
17
D. Judul
Praktikum V..........................................................................
18
V.
PENUTUP.........................................................................................
19
A. Kesimpulan..................................................................................
19
B. Saran............................................................................................
19
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................
20
LAMPIRAN...........................................................................................
21
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Respon Biji
Terhadap Konsentrasi Garam dan Lama Perendaman...
15
2. Fotosintesis......................................................................................
16
3. Fotopriodisme..................................................................................
17
4. Nutrisi
Tanaman..............................................................................
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Jadwal
Kegiatan
Penelitian................................................................
21
2. Dokumentasi
penelitian....................................................................
22
|
|
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fisiologi
tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan, faktor air dalam fisiologi
tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Air memiliki peran yakni :
sebagai penyusun protoplasma, sebagai reagen dalam proses – proses fotosintesa
dan didalam proses hidrologi, sebagai zat pelarut dan trasnpirasi hara dan
makanan.
Proses difusi merupakan
perpindahan (gerak) molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan
berkonsentrasi rendah hingga mencapai keseimbangan dinamis. Osmosis adalah
perpindahan (gerang) molekul berpotensi tinggi ke pberpotensi rendah melalui
jaringan pemeabel hingga tercapai keseimbangan yang dinamis. Imbibisi merupakan
proses masuknya air kedalam benih akibat terjadinya perbedaan tekanan dari
dalam dan luar benih.
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia yang
dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotopriodisme
adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tubuhan
akan tumbuh tegak mengarah keatas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang
hidup dialam bebas. Tanaman pot yang diletakana di dalam ruangan dan
mendapatkan cahaya dari samping, maka ujung batang akan tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya. Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan
adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah kesumber rangsangan
disebut fotopriodisme positif, misalnya gerak tubuh ujung tunas kearah cahaya.
Sedangkan gerak yang menjadi sumber rangsangan disebut fotopriodisme negative,
misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
Nutrisi
tanaman merupakan zat pembentuk energi pada tanaman untuk melakukan seluruh
aktifitas fisiologi. Nutris tanaman berupa hara, air dan mineral yang
terkandung dimedia tumbuh baik melalui pemberian maupun tersedia secara alami
dari proses pembentukan media tumbuh.
Kebutuhan
nutrisi setiap jenis tanaman berbeda – beda yang dipengaruhi oleh faktor dalam
dan luar. Faktor dalam yaitu faktor – faktor yang ada pada diri tumbuhan ini
sendiri baik antara lain : bentuk daun, bentuk akar, batang, bentuk buah dan
genetik. Sedangkan faktor luar yaitu faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan
nutrisi tanaman antara lain : suhu, kelembaban, cuaca, iklim dan sinar
matahari. Jumlah kebutuhan nutrisi pada tanaman erat kaitannya dengan proses
fotosintesis, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, transpirasi, dan lain –
lain yang berhubungan dengan fisiologi didalam tubuh tumbuhan.
B. Tujuan Praktikum
1.
Untuk membuktikan terjadinya proses difusi,
osmosis dan imbibisi pada biji
2.
Untuk mengetahui kondisi biji sebelum dan sesudah
terjadinya proses difusi, osmosis dan imbibisi
3.
Untuk mengetahui besar fotosintesis tanaman
dalam satu hari
4.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
fotosintesis
5.
Untuk mengetahui respon tanaman terhadap
pengaruh cahaya matahari
6.
Untuk mengetahui besar kecilnya drajat
kemiringan tanaman akibat rangsangan cahaya matahari
7.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan nutrisi pada
tanaman
8.
Untuk mengetahui pengaruh kekurangan dan
kelebihan nutrisi pada tanaman
|
II. TINJAUAN PUSTAKA
Imbibisi
adalah absorbsi air oleh bahan-bahan koloid dan zat padat dalam (bagian)
tumbuhan. Masuknya air disertai membengkaknya bahan koloid dan peningkatan
berat tumbuhan. Imbibisi dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar ( Said
Haran, 1985 ).
Menurut ( Siti Sutarmi
Tjitrosomo, 1985 ) imbibisi adalah absorpsi air oleh bahan – bahan koloid dan
zat padat dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering disertai dengan
membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan. Misalnya, biji akan
menjadi lebih besar jika diletakkan dalam air atau tanah yang lembab, dan hal
ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi tidak ada keterlibatan
membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur – struktur
mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein, dan bahan
lainnya menarik dan memegang molekul air dengan gaya tarik antar molekul.
Pada
dasarnya imbibisi meliputi dua proses yang berjalan bersama yaitu difusi dan
osmosis. Pada umumnya air dan bahan yang larit di dalamnya, masuk dan keluar
sel, bukan sebagai aliran massa malainkan satu per satu molekul setiap kali.
Pergerakan netto dari satu tempat ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak
atau gerak termal dari molekul atau ion yang disebut difusi. Difusi terjadi
akibat pergerakan konsentrasi dari satu titik dengan titik lain sehingga
terjadi perpindahan dari titik tinggi ke
titik rendah ( Frank Salisbury, 1995 ).
Difusi
berbeda dengan osmosis. Osmosis terjadi karena adanya membran yang bersifat
permeable terhadap molekul air. Difusi dan osmosis merupakan suatu proses
perembesan air melalui selaput, sehingga terjadi keseimbangan antara kepekatan
cairan di sebelah menyebelah ( kedua bagian ) yang kedua bagian dibatasi selaput
tersebut. Perbedaan kepekatan sitoplasma suatu sel dengan lingkungan dapat
menyebabkan perubahan bentuk atau kerusakan sel.
Cara yang terbaik untuk
menyatakan gejala difusi suatu zat yaitu dengan menggunakan perbedaan nilai
potensial kimia ( satuan energi per gram molekul ) zat tersebut antara dua
daerah. Jika terdapat perbedaan nilai potensial kimia air di antara dua daerah,
air akan bergerak secara spontan asalkan tidak ada yang menghalangi
aliran air tersebut. Arah gerakan neto air tersebut dari daerah dengan
potensial kimia yang tinggi ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah.
Gerakan neto air ini akan berlangsung terus sampai potensial kimia air pada
kedua daerah itu menjadi sama. Pada titik keseimbangan, gerakan neto air akan
terhenti. Istilah potensial kimia air ini biasanya dikenal dengan istilah
potensial air ( Siti Sutarmi Tjitrocomo,1985 ).
Imbibisi
tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena
permukaan struktur-struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa,
butir pati, protein dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air
dengan gaya tarik antar molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh
potential matrik ( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ).
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia yang
dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi
karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Tumbuhan
bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini
berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan
glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2
+ cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa
dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi
yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada
respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat
dalam organel yang disebut kloroplas.
klorofil menyerap cahaya yang
akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di
daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi
oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Fotoperodisme
adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari)
yang dapat merangsang pembungaan. Istilah fotoperodisme digunakan untuk
fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran
yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya
sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan tersebut
akan memasuki fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan (1994)
Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif)
hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang >14 jam dalam
setiap periode sehari semalam, sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan
memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat <10 Jam (Mader,
1995).
Berdasarkan
panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Tumbuhan
hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan
bunga matahari. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang,
contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau. Tumbuhan hari sedang,
tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari.
Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu. Tumbuhan hari netral, tumbuhan
yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari
netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.
Pada tahun
1940-an peneliti menemukan bahwa sesungguhnya panjang malam atau panjang
kegelapan tanpa selingan cahaya atau niktoperiode, dan bukan panjang siang
hari, yang mengotrol perbungaan dan respons lainnya terhadap fotoperiode
(franklin, dkk, 1991). Banyak peneliti bekerja dengan cocklebur, yaitu suatu
tumbuhan hari pendek yang berbunga hanya ketika panjang siang hari 16 jam ata
lebih pendek (dan panjangnya malam paling tidak 8 jam). Jika siang hari
fotoperiode diselang dengan pemberian kegelapan yang singkat, tidak ada
pengaruh pada perbungaan. Namun, jika bagian malam atau periode gelap dari
fotoperiode disela dengan beberapa menit penerangan cahaya redup, tumbuhan
tersebut tidak akan berbunga.
Pengetahuan tentang nutrisi tanaman
telah dihimpun sejak zaman sebelum masehi, misalnya diketahui dari penemuan
Herodatus pada 2500 SM di lahan pertanian Mesopotamia (daerah yang dibatasi
oleh delta tigris dan sungai Euphrat) diketemukan fakta bahwa bila tanaman satu
jenis ditanam terus-menerus pada lahan yang sama mengakibatkan kesuburan
tanahnya menurun. Namun apabila tanah tersebut diberi pupuk kandang maka
kesuburan tanahnya dapat dipertahankan, dengan perkataan lain bahwa organ
tanaman yang dipanen menguras bahan-bahan yang ada dalam tanah sehingga tanpa
penambahan bahan pupuk kandang mengakibatkan banyak bahan yang terkuras
akhirnya kesuburan tanah dan hasil tanaman makin berkurang. Dari penemuan
tersebut sudah diketahui bahwa adanya indikasi bahwa terdapat sumber makanan
yang berada dalam tanah dan berguna bagi tanaman (Heddy, 1990).
Pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur
yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan
oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur
makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial.
Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu
unsur dapat disebut sebagai unsur esensial.
Semua tanaman
membutuhkan unsur–unsur hara esensial. Terdapat 16 unsur hara esensial bagi
tumbuhan, sebagian besar diperoleh dari dalam tanah yaitu sebanyak 13 jenis,
sisanya yaitu C, H dan O berasal dari udara. Berdasarkan perbedaan
konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur
hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Yang tergolong
unsur makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) adalah unsur esensial dengan
konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih; sedangkan unsur dengan konsentrasi
kurang dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro (Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu dan Mo).
Kekurangan unsur hara akan menyebabkan terjadinya hambatan dalam pertumbuhan
dan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu mutu pertumbuhan tanaman dan pada
akhirnya menurunkan produksi yang dihasilkan (Filter, 1991).
Suatu tanaman
dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi sampai menyelesaikan suatu siklus
hidup dengan sempurna biasanya membutuhkan enam belas unsur esensial.
Keenambelas unsur hara tersebut terbagi kedalam dua bagian besar yaitu unsur
hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari 9 unsur
sedangkan unsur mikro atau trace element terdiri dari 7 unsur. Unsur hara makro
biasanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih besar atau lebih banyak
dibandingkan unsur hara mikro yaitu dalam satuan gram-kg/tanaman
(Dwijoseputro, 1983).
Unsur mikro
sendiri dibutuhkan sekitar mg – gram/tanaman saja. Kenyataan yang sering kita
jumpai dilapang, petani kadang hanya memberikan unsur hara makro saja sedangkan
pemberian unsur hara mikro itu sendiri sering dilupakan. Hal ini dimungkinkan
karena masyarakat kita seringkali berpendapat bahwa penggunaan pupuk
konvensional sudah cukup memberikan nutrisi bagi perkembangan maupun
pertumbuhan tanaman. Memang tak dapat dipungkiri bahwa selama ini masyarakat
petani merasa tanamannya telah diberikan nutrisi yang cukup dengan pemupukan
konvensional tersebut. Dengan penggunaan dosis yang ada, mereka merasa sudah
cukup karena produksi yang dihasilkan tidak begitu mengecewakan (Dartius,
1991).
III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di kampus Fakultas
Pertanian, Universitas Islam Riau jalan Kaharuddin Nasution KM 11, Kelurahan
Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Waktu yang digunakan dalam
praktikum ini adalah 3(tiga) bulan terhitung dari bulan Oktober sampai dengan
bulan Desember 2013 dan dilaksankan pada hari Sabtu pukul 08.00 WIB.
B. Bahan dan Alat Bahan yang diguanakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut: kentang, pinang, kacang tanah, air, garam, daun tanaman
nangka, daun tanaman matoa, daun tanaman
jagung, kacang kedelai, media tanam, air mineral, tanaman stek keladi, tanaman stek jarak, dan tanaman stek
sukun.Sedangkan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
: toples, sendok, pisau, timbangan analitik, kamera, oven, gunting, penggaris,
media tanam, botol Aqua, hansprayer, kotak penyungkup, sumbat karet berlubang,
ember kotak plastik, dan potometer.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Gerak partikel ( Difusi, Osmosis, Imbibisi ) Sediakan
alat dan bahan, timbang garam sesuai perlakuan, timbang berat biji pinang,
kacang tanah dan kentang (kentang dikupas terlebih dahulu dan jangan dicuci,
serta di catat hasil penimbangannya sebelum perendaman ), ambil toples ukuran
1000 ml (toples diisi air 500 ml, tambahkan garam ke dalam toples sesuai
perlakuan, aduk hingga larut, serta tambahkan kembali dengan air sehingga
volume menjadi 500 ml, rendam biji sesuai perlakuan, timbang kembali biji
setelah perendaman (catat), amati apa yang terjadi pada benih.
2. Fotosintesis Sediakan
bahan dan alat, ambil daun nangka, daun matoa, dan daun jagung pada pagi hari
(sebelum pukul 07.00 pagi), sayat bagian daun sebelah kiri pada pagi hari dan
bagian daun sebelah kanan pada sore hari dengan ukuran 10 x 5 cm, timbang sayatan
daun pada pagi hari sebagai berat basah (BB), lalu daun yang telah di sayat di
keringkan, timbang kembali daun tersebut catat sebagai berat kering (BK),
hitung besarnya fotosintesis pagi hari dengan rumus (BB dikurang BK), ulangi
kegiatan diatas pada sore hari (pukul 16.00), hitung besar fotosintesis dalam
satu hari dengan rumus (fotosintesis sore hari – fotosintesis pagi hari).
3. Fotoperiodisme Sediakan alat dan bahan praktikum, tanam biji
kedelai hitam kedalam media yang
disediakan, letakkan tanaman pada tempat naungan kotak penyungkup yang sudah
dibuat kemiringan 30º, 60º, 90º kearah barat, siram tanaman satu kali sehari,
amati arah tumbuh tanaman sampai umur 1 bualan setelah tanam, buat 3 ulangan
untuk setiap jenis tanaman yang sudah ditentukan.
4. Transpirasi Sediakan
alat dan bahan praktikum, kemudian memotong batang sesuai dengan ukuran
diameter lubang selang potometer. Kemudian masukkan ujung batang tanaman keladi
kedalam selang hingga rapat, dan jangan sampai terluka batang tanaman. Selanjut
nya mengisi fotometer dengan air hingga semuanya terisi air dan tidak ada
gelembung air di dalamnya. Kemudian
letakkan didalam rumah kaca hingga sore hari ( 8 jam ) seingga air akan
mengalami penguapan ( transpirasi ). Selanjutnya ukur besarnya transpirasi dan
hitung volume air yang tersisa.
D. Parameter Pengamatan Parameter
pengamatan yang akan dilakukan dalam praktikum fisiologi tumbuhan dasar ini
harus sesuai dengan tujuan dari masing-masing percobaan. melakukan pengamatan harus dilakukan dengan
hati-hati dan teliti agar dapat terlaksana dengan baik. Parameter pengamatan
dalam praktikum ini adalah :
1.
Morfologi biji sebelum dan setelah perendaman, berat biji
sebelum dan sesudah perendaman, hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
2.
Menghitung besar fotosintesis tanaman dalam satu hari,
data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
3.
Mengukur daerah yang mengalami pemanjangan ( pertumbuhan
) sel, mengamati tinggi tanaman dan menentukan arah pertumbuhan dan derajat
kemiringan tanaman. Pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali, hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
4.
Mengamati morfologi yang terjadi pada tanaman serta
mengukur kecepatan ( volum )
transpirasi dan hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gerak Partikel ( Difusi, Osmosis, Imbibisi ) Untuk mengetahui bagaimana respon biji dapat
dilakukan uji Osmosis, Difusi, dan Imbibisi. Uji ini juga memakai perlakuan
garam ( A2 ) sebanyak 40 g dan air sebanyak 500 ml. Data hasil pengamatan
pertama adalah : Benih + perlakuan yaitu
kentang, morfologi benih sebelum perendaman tekstur keras, dan berwarna coklat agak kekuningan, dan setelah
perendaman tekstur kentang keras dan berwarna coklat kisut. Selanjutnya Benih +
perlakuan kacang tanah, morfologi benih sebelum perendaman tekstur keras dan
berwarna kuning kecoklatan, dan setelah perendaman tekstur keras kisut dan
berwarna kuning kecoklatan. Kemudian Benih + perlakuan pinang, morfologi benih
sebelum perendaman tekstur keras dan berwarna hijau, setelah perendaman tekstur
lunak dan berwarna pucat.
Pada percobaan terhadap perlakuan kacang
tanah, kentang, dan biji pinang menunjukkan bahwa selama perendaman terhadap
sampel dapat mempengaruhi tekstur dan warnanya. Ini diduga pemberian perlakuan
pertama terdiri dari A0 = air biasa ( perlakuan kontrol ) 500 ml dan A2 = 40 gr
garam/L dan perlakuan kedua terdiri dari W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90
menit, W4 = 120 menit yang menyebabkan
perubahan terhadap tekstur dan warna dari setiap sampel. Ini menandakan bahwa
perlakuan yang telah dijadikan sampel berpengaruh terhadap morfologi benih
kacang tanah, kentang dan pinang. Osmosis merupakan suatu topik yang sangat penting dalam
biologi karena fenomena alam ini dapat menjelaskan mengapa air dapat
ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel, dikarenakan peristiwa osmosis dapat
terjadi perpindahan air melalui membran selektif permeabel. Dengan itu
morfologi pada biji akan mengalami perubahan tekstur dan warna. ( Sarkini 2006
: 201).
Tabel 1. Pengamatan berat biji sebelum dan
sesudah perendaman.
Benih
|
Perlakuan
|
Berat
Sebelum Perendaman (g)
|
Berat
Setelah Perendaman (g)
|
Kacang
Tanah
|
A1-W1
|
1,8
|
2,1
|
A1-W2
|
1,6
|
2,0
|
|
A1-W3
|
1,6
|
2,0
|
|
A1-W4
|
1,8
|
2,2
|
|
Kentang
|
A1-W1
|
24,8
|
22,5
|
A1-W2
|
24,4
|
22,3
|
|
A1-W3
|
22,5
|
21,6
|
|
A1-W4
|
25,4
|
23,7
|
|
Pinang
|
A1-W1
|
26,7
|
26,8
|
A1-W2
|
48,6
|
49,2
|
|
A1-W3
|
46,6
|
47,6
|
|
A1-W4
|
38,8
|
39,9
|
Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa pada benih kentang mengalami
proses Osmosis, yang dimana ketika sesudah perendaman berat pada benih
kentang mengalami penyusutan atau perpindahan molekul.
Pada tanaman
kacang tanah dan pinang dapat disimpulkan bahwa, kacang tanah dan pinang
mengalami proses Imbibisi. Karena
peristiwa imbibisi dikatakan sebagai suatu proses penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar
dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Pada tabel pengamatan
diatas dapat di lihat bahwa berat benih
sebelum perendaman lebih kecil dari pada berat benih setelah perendaman. Itu
menandakan bahwa melakukan sebelum dan sesudah perendaman pada biji terjadi
perbedaan. Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban. Contoh: penyerapan air oleh benih.
Proses awal perkecambahan. Benih akan membesar, kulit benih pecah, berkecambah.
Ditandai oleh keluarnya radikula didalam benih ini menandakan bahwa terjadinya
proses imbibisi dapat mempengaruhi adanya penyerapan air pada biji yang disebut
gerak partikel ( imbibisi ) ( Pratiwi 2006: 213 ).
B. Fotosintesis
Untuk pengambilan data dari proses fotosintesis ini
dilakukan pengambilan daun terlebih dahulu yang telah ditetapkan kemudian
ditimbang. Berikut ini merupakan data
dari hasil pengamatan fotosintesis pada
daun jagung, daun matoa dan daun nangka. Daun tersebut diambil pada pagi dan
sore hari. Pada pagi hari sayatan diambil sebelah kiri dan pada sore hari
sayatan diambil sebelah kanan, serta dilakukan penimbangan dengan menggunakan
timbangan analitik untuk mengetahui berat dari daun jagung, daun matoa dan daun
nangka tersebut, berikut data yang telah disajikan dalam bentuk tabel dibawah
ini :
Tabel 2. Pengamatan
fotosintesis.
No
|
Daun
|
PAGI
|
SORE
|
Fotosintesis Satu Hari
|
||||
BB
|
BK
|
HASIL
|
BB
|
BK
|
HASIL
|
|||
1
|
Jagung
|
1,08
|
0,15
|
0,93
|
1,08
|
0,13
|
0,95
|
0,02
|
2
|
Matoa
|
1,49
|
0,21
|
1,28
|
1,47
|
0,18
|
1,29
|
0,01
|
3
|
Nangka
|
1,42
|
0,2
|
1,22
|
1,44
|
0,15
|
1,29
|
0,07
|
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada pagi hari
tanaman belum mengalami proses fotosintesis. Karna reaksi fotosintesis pada
praktikum ini adalah reaksi terang yang memerlukan cahaya matahari untuk
berlangsungnya proses fotosintesis. Dan daun yang diambil pada sore hari telah
mengalami proses fotosintesis, dikarnakan pada saat terjadinya proses
fotosisntesis itu berlangsung pada siang hari dan cahaya matahari sudah tampak
atau muncul,
Pada data tabel diatas daun nangka lebih besar beratnya
dari pada daun matoa dan daun jagung. Karena pada waktu pengambilan sampel daun
nangka lebih besar dari pada daun matoa dan daun jagung, sebab panjang dan
lebar pada daun dapat mempengaruhi berat basah.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis Tanaman
1.
Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis, energi cahaya yang
diserap oleh tumbuhan tergantung pada : intensitas sumber cahaya, panjang
gelombang cahaya, dan lama penyinaran
2. Klorofil
Klorofil merupakan
pigmen penyerapan energi cahaya. Untuk membuat klorofil harus di perlukan ion
(zat) magnesium yang akan diserap dari tanaman. Kolrofil juga merupakan bagian
dari proses pertumbuhan tanaman.
3. Konsentrasi Karbondioksida
Pengaruhnya paling
besar terhadap fotosintesis karena keberadaanya sangat yang sangat terbatas.
Sehingga peningkatan konsentrasi karbondioksida terhadap pertumbuhan ini dapat
mempengaruhi perubahan fotosintesis.
4. Suhu
Mempengaruhi kerja enzim untuk fotointesis.
Jika suhu naik, kerja enzim akan meningkat 2 kali lipat tapi hanya pada suhu
tertentu dan jika suhu terlalu tinggi, justru akan merusak enzim.
5 Air
Jika
kekurangan air stomata menutup sehingga menghalangi masuknya karbondioksida.
Dan air merupakan peran utama bagi tumbuhan. Selain itu air juga merupakan
pengatur suhu bagi tanaman, dan sebagai tekanan turgor. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi
karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar
dapat berlangsung adalah cahaya, air,dan karbondioksida ( Salisbury, 1992 ).
C. Fotoperiodisme Berikut ini merupakan data pengamatan
terhadap Fotoperidisme pada tanaman kacang kedelai hitam dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3. Pengamatan fotoperiodisme pada tanaman kedelai hitam.
Pengamatan ke
|
Tinggi Tanaman
|
Pertumbuhan Tanaman
|
|||
30⁰
|
60⁰
|
90⁰
|
Arah Pertumbuhan
|
||
1
|
I
|
12
|
25
|
14
|
Barat
|
II
|
18
|
26
|
17
|
Barat
|
|
III
|
19
|
25
|
15
|
Barat
|
|
Rerata
|
16,33
|
25,33
|
15,33
|
|
|
2
|
I
|
18
|
33
|
23
|
Barat
|
II
|
24
|
26
|
24
|
Barat
|
|
III
|
29,5
|
30
|
24
|
Barat
|
|
Rerata
|
23,83
|
29,67
|
23,67
|
|
|
3
|
I
|
30
|
43
|
33
|
Barat
|
II
|
27
|
40
|
32
|
Barat
|
|
III
|
28
|
30
|
35
|
Barat
|
|
Rerata
|
28,33
|
37,67
|
33,33
|
|
|
4
|
I
|
38
|
51
|
41
|
Barat
|
II
|
35
|
46
|
39
|
Barat
|
|
III
|
37
|
37
|
40
|
Barat
|
|
Rerata
|
36,67
|
44,67
|
40,00
|
|
Dari data tabel-3 diatas, kemiringan media (
kotak penyungkup ) dapat mempengaruhi lajunya pertumbuhan tanaman dikarenakan
adanya cahaya. Sinar matahari juga sangat di butuhkan oleh tanaman untuk dapat
melakukan fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka
tanaman dapat mengalami abnormal yaitu tampak pucat dan warna tanaman itu
kekuning-kuningan. Perbedaan yang sangat menonjol pada tumbuhan di tempat gelap
daunnya berwarna kuning dan lebih cepat tinggi dari pada tumbuhan di tempat
terang karena adanya hormon auksin pada tanaman. Sedangkan pada tumbuhan di
tempat terang tetap berwarna hijau dan mengalami proses pertumbuhan yang lambat
dibandingkan pada tempat terang.
Untuk derajat kemiringan yang telah
ditentukan yaitu 30°, 60°, 90°. Dengan ini dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai dengan memperoleh tinggi yang berbeda-beda, sehingga
tanaman tersebut terlihat jelas mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Perkecambahan biji, pembungaan,
permulaan dan pengakhiran dormansi tunas merupakan contoh-contoh tahapan dalam
perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi pada waktu spesifik dalam satu
tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering digunakan oleh tumbuhan untuk
mendeteksi waktu dalam satu tahun adalah fotoperiode, yaitu suatu panjang
relative malam dan siang ataupun pada ruang gelap dan terang. Respons fisologis
terhadap fotoperiode, seperti pembungaan, disebut fotoperiodisme
(photoperiodism) ( Campbell,dkk.,1999 ).
D. Transpirasi Pengamatan pada praktikum ini tentang proses
berlangsungnya penguapan air pada tanaman ( transpirasi ). Dimana tanaman yang
dijadikan sampel yaitu tanaman keladi, sukun dan tanaman jarak. Data hasil
pengamatan kecepatan transpirasi adalah pada tanaman keladi tanaman tidak layu,
tetapi tanaman kurang segar, dan banyak respirasi adalah 5 ml. Untuk tanaman
jarak tanaman tampak layu, tanaman tampak tak segar dan banyak respirasi adalah
6 ml. Pada tanaman sukun tanaman tampak layu, tanaman tampak tidak segar dan
banyak respirasi adalah 17 ml. Kegiatan transpirasi
secara langsung terhadap tanaman dapat dilihat lansung sebagai pertukaran
karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting sekali untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakkan oleh tanaman yang sedang tumbuh menentukan banyaknya air
jauh lebih banyak dari pada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan
hilangnya air ini tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan
yang relatif ( Ashari, 1995).
Kehilangan air pada tanaman dalam bentuk
uap terjadi karena bukaan stomata pada
daun stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa
penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Untuk
mengetahui hasil pengamatan berapa air yang mengalami penguapan (
transpirasi ), dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 4. Pengamatan air yang mengalami proses
transpirasi.
No
|
Tanaman
|
Volume Air Awal
|
Volume Air Tersisa
|
1
|
Keladi
|
50 ml
|
5 ml
|
2
|
Jarak
|
50 ml
|
6 ml
|
3
|
Sukun
|
50 ml
|
17 ml
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada volume air awalnya tanaman yang
diberi air 50 ml untuk proses transpirasi hingga 8 jam, telah mengalami
perubahan ( volum air tersisa ) dengan
volume air yang berbeda-beda yaitu, pada tanaman keladi kehilangan air sebanyak
5 ml, pada tanaman jarak kehilangan air sebanyak 6 ml, dan untuk tanaman sukun
kehilangan air sebanyak 17 ml. Ini
menunjukkan bahwa proses transpirasi pada tanaman benar-benar terjadi ( nyata ) dikarnakan faktor-faktor yang
telah mempengaruhi besar kecilnya proses transpirasi salah satunya yaitu faktor
cahaya matahari. Dan apabila tidak terjadi penguapan air ( transpirasi ) maka
terdapat udara yang masuk pada selang. Kegiatan
transpirasi secara langsung terhadap tanaman dapat dilihat lansung sebagai
pertukaran karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting sekali untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakkan oleh tanaman yang sedang tumbuh menentukan
banyaknya air jauh lebih banyak dari pada jumlah terhadap tanaman itu sendiri
kecepatan hilangnya air ini tergantung sebagian besar pada suhu
kelembapan yang relatif ( Ashari, 1995).
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum fisiologi tumbuhan dasar dapat disimpulkan
bahwa.
Proses Diffusi merupakan gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia
lebih tinggi ke tempat dengan potensial kima lebih rendah karena energi
kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Proses osmosis
merupakan proses gerakan air dari potensial air lebih tinggi kepotensial
air lebih rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai
keseimbangan dinamis. Peristiwa imbibisi juga dapat dikatakan sebagai suatu
proses penyerapan air kedalam ruangan antar dinding sel sehingga dinding sel
nya akan mengembang. Morfologi biji sebelum dan sesudah perendaman dalam
gerakan partikel mengalami perubahan tekstur dan warna, sedangkan untuk berat
biji sebelum dan setelah perendaman mengalami perubahan.
Fotosintesis memerlukan
sinar matahari untuk memperoleh hasil yang sempurna. Dalam peristiwa
fotosintesis ini terjadi pengurangan atau penyusutan air pada daun sehingga mengalami perubahan berat pada daun. Fotoperodisme
merupakan gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan cahaya. Dalam pengamatan yang telah dilakukan bahwa gerak tumbuhan
pada tanaman kedelai hitam menuju kebarat karena disebebkan rangsangan
Berdasarkan
hasil praktikum Transpirasi ini
maka terbukti bahwa besar dan kecilnya penguapan air disebabkan adanya faktor
cahaya, suhu, kelembapan dan angin. Dan dengan adaya alat potometer kita dapat mengetahui berapa air yang
hilang akibat proses transpirasi,
B. Saran Saran saya terhadap asisten dosen selama
praktikum fisiologi tumbuhan dasar ini agar dapat meningkatkan lagi untuk kedepanya
tentang praktikum gerak partikel, fotosintesis, fotoperiodisme, dan
transpirasi, sehingga mahasiswa dapat merespon dengan baik dan tercapainya
keberhasilan yang maximal. Selain itu menambahkan lagi wawasan yang lebih
terhadap mahasiswa tentang alat-alat praktikum, bahan-bahan serta bagaimana
langkah-langkah percobaan praktikum, sehingga mahasiswa dapat memperoleh ilmu
pengetahuan yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri,Saleh.1996.Kajian Ringkas
Biologi.Surabaya:Airlangga University Press
Bresnick,Stephen.2003.Intisari Biologi.Jakarta:Hipokrates
Keenan, Donald, dan Jesse.1984.Ilmu Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Kimball,John W.1999.Biologi Edisi Pertama.Jakarta:Erlangga
Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Parjatmo,Widjojo.1987.Biologi Umum I.Bandung:Angkasa Bandung
Tim Dosen Pembina.2010.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.Jember:Universitas Jember
Konrad, Michael. 2009.Science is art. http://www.scienceisart.com/A_Diffus/DiffusMain_1.html
Nurmaatus.2009.Difusi dan Osmosis. http://nurmaatus.blogdetik.com/category/biologi/
http://eug3n14.wordpress.com/category/praktikum-biologi/
http://agrica.wordpress.com/2009/01/03/difusi-osmosis-dan-imbibisi/
Bresnick,Stephen.2003.Intisari Biologi.Jakarta:Hipokrates
Keenan, Donald, dan Jesse.1984.Ilmu Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Kimball,John W.1999.Biologi Edisi Pertama.Jakarta:Erlangga
Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Parjatmo,Widjojo.1987.Biologi Umum I.Bandung:Angkasa Bandung
Tim Dosen Pembina.2010.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.Jember:Universitas Jember
Konrad, Michael. 2009.Science is art. http://www.scienceisart.com/A_Diffus/DiffusMain_1.html
Nurmaatus.2009.Difusi dan Osmosis. http://nurmaatus.blogdetik.com/category/biologi/
http://eug3n14.wordpress.com/category/praktikum-biologi/
http://agrica.wordpress.com/2009/01/03/difusi-osmosis-dan-imbibisi/
LAMPIRAN 1
Jadwal
Kegiatan Praktikum
Kegiatan
|
Bulan / Tahun 2013
|
|||||||||||
Oktober
|
November
|
Desember
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. Pengarahan Praktikum
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Praktikum 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Presentasi Hasil Praktikum 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Praktikum 1I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Presentasi Hasil Praktikum 1I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Praktikum III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Presentasi Hasil Praktikum III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8. Praktikum IV
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9. Presentasi Hasil Praktikum IV
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10. Praktikum V
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.Presentasi Hasil Praktikum V
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12. Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Praktikum
Kentang, Kacang Tanah, dan
Pinang untuk uji gerak partikel
Fotoperiodisme Transpirasi
Tanaman sukun Transpirasi Tanaman Jarak
Daun Matoa
Daun Nangka
Daun Jagung
Timbangan Analitik Alat-alat
Praktikum Alat
Potometer
pengambilan daun nangka,
jagung dan matoa untuk proses fotosintesis
|
|